Let's Talk About: Persahabatan
11:15:00 PM
Buat gue, persahabatan adalah hal yang biasa tapi spesial dan hal yang spesial tapi biasa. Jadi ini adalah hal yang seimbang. Gak lebih. Gak kurang. Pas.
Buat gue, persahabatan bukan berarti tiap hari harus jalan bareng terus. Kemana-mana bareng. Apa-apa bareng. Tapi juga bukan berarti harus sendirian terus dan malah jadi soliter.
Buat gue, persahabatan bukan berarti harus selalu ada pas dibutuhin, tapi bukan juga berarti cuek dan malah ngilang disaat bener-bener dibutuhin.
Buat gue, disaat 2 orang atau lebih sudah menganggap diri mereka dan orang lain sebagai sahabat, itu bukan berarti mereka terikat penuh satu sama lain. Masing-masing punya kehidupan pribadi sendiri. Toh sebelum mereka akhirnya bertemu dan memutuskan untuk bersahabat, mereka punya lingkungan mereka sendiri yang mungkin sama sekali tidak bersinggungan satu sama lain.
Buat gue, disaat lo punya sahabat bukan berarti lo jadi ketergantungan sama dia. Selama lo masih bisa berdiri dengan kaki lo sendiri, ngapain lo harus minjem kaki orang lain, ya kan? Tapi bukan berarti lo harus sok-sokan gak butuh disaat emang kenyataannya butuh orang lain untuk bantu elo.
Buat gue, kalo lo memutuskan untuk sahabatan sama seseorang, lo harus yakinin dulu apakah mental lo sudah benar-benar siap menghadapi apapun nantinya yang akan terjadi diantara kalian, baik itu buruk ataupun baik. Karena sahabatan itu mainnya udah pake perasaan. Lebih dalem dari hanya sekedar teman biasa. Mirip orang pacaran lah kira-kira.
Buat gue, sahabatan sama orang lain itu membuat lo belajar untuk lebih fleksibel, elastis, namun juga padat. Lo bisa ngikutin perubahan yang terjadi diantara kalian namun juga lo tetap tidak kehilangan jati diri lo sebagai individu.
Buat gue, sahabat itu bukan anak kecil yang harus dikelonin dan diemong setiap saat.
Buat gue, sahabatan itu terdiri dari 2 individu atau lebih. Lo harus tetap mempertahankan status lo sebagai individu. Biarkan sahabat lo berkembang dengan sendirinya, begitupun juga dengan diri lo sendiri. Masing-masing punya hak untuk egois dan bertindak ala individu. Tapi bukan berarti egoisme yang berlebihan. Semua tetep ada batasnya.
Buat gue, sahabatan ada batasannya. Bukan berarti lo benar-benar membiarkan sahabat lo membaca setiap halaman hidup lo. Bukan juga berarti lo menutup buku dan tidak membiarkan dia tahu.
Buat gue, sahabatan itu membuat kita belajar tentang orang lain dan tentang diri kita sendiri. Kalo lagi berantem, jangan melihat salahnya orang lain, tapi harus bisa melihat juga apa salah kita sendiri. Sahabatan itu dua arah, bukan satu arah.
Buat gue, jangan percaya sahabat lo 100% atau bahkan lebih, karena selama dan sebaik apapun lo kenal dia, dia tetap berubah. Dan elo sendiri pun berubah. Jadi masing-masing tetap perlu antisipasi terhadap kemungkinan terburuk yang mungkin akan terjadi. Tapi bukan berarti kecurigaan dan kesalah pahaman harus terus muncul ke permukaan.
Buat gue, sahabatan itu tempat belajar untuk berkomunikasi dengan baik. Kadang karena komunikasi yang buruk akhirnya sering timbul kesalah pahaman yang harusnya tidak perlu ada.
Buat gue, sahabatan itu sarana yang pas untuk melatih emosi masing-masing. Mulai dari senang, sedih, kesal, marah dan sebagainya, semua harus dalam porsi yang seimbang. Jangan lebih dan jangan kurang. Pas. Tahu kapan harus terus dan kapan harus berhenti.
Buat gue, sahabatan itu 2 arah, bukan satu arah doang. Jadi masing-masing harus saling tahu kapan harus mengerti dan kapan harus dimengerti. Kalo cuman serah doang mah bukan sahabatan namanya, tapi penjajahan.
Buat gue, sahabatan emang mirip orang pacaran. Bedanya cuman di tingkat keintimannya aja.
0 comments
Thank you for your attention! Regards!